Kamis, 06 Februari 2014

Nama                   : Dwi Ratih Lestari
NIM           : 2013122688

Elastisitas Permintaan

Elastisitas permintaan (elastisity of demand) adalah pengaruh perubahan harga terhadap besar kecilnya jumlah barang yang diminta atau tingkat kepekaan perubahan jumlah barang yang diminta terhadap perubahan harga barang. Sedangkan besar kecilnya perubahan tersebut dinyatakan dalam koefisien elastisitas atau angka elastisitas yang disingkat E


A. Macam-Macam Elastisitas Permintaan
            Elastisitas permintaan terdiri atas lima macam, yakni ; Permintaan tidak elastis sempurna, permintaan tidak elastis, permintaan uniter elastis, permintaan elastis, permintaan elastis sempurna.

1. Permintaan tidak elastis sempurna : elastisitas = 0.
            Perubahan harga tidak mempengaruhi jumlah yang diminta. Dengan demikian, kurvanya berbentuk vertikal. Kurva berbentuk vertikal ini berarti bahwa berapapun harga yang ditawarkan, kuantitas barang/jasa tetap tidak berubah. Contoh barang yang permintaannya tidak elastis sempurna adalah tanah (meskipun harganya naik terus, kuantitas yang tersedia tetap terbatas), lukisan milik pelukis yang telah meninggal (berapapun harga yang ditawar atas lukisan, pelukis tersebut tidak akan mampu menambah kuantitas lukisannya), dan contoh lainnya yang sejenis.

2. Permintaan tidak elastis : elastisitas < 1.
            Prosentase perubahan kuantitas permintaan < dari prosentase perubahan harga. Contoh permintaan tidak elastis ini dapat dilihat diantaranya pada produk kebutuhan. Misalnya beras, meskipun harganya naik, orang akan tetap membutuhkan konsumsi beras sebagai makanan pokok. Karenanya, meskipun mungkin dapat dihemat penggunaannya, namun cenderung tidakakan sebesar kenaikan harga yang terjadi.

Sebaliknya pula, jika harga beras turun konsumen tidak akan menambah konsumsinya sebesar penurunan harga. Ini karena konsumsi beras memiliki keterbatasan (misalnya rasa kenyang). Contoh lainnya yang sejenis adalah bensin. Jika harga bensin naik, tingkat penurunan penggunaannya biasanya tidak sebesar tingkat kenaikan harganya. Ini karena kita tetap membutuhkan bensin untuk bepergian. Sama halnya, ketika harganya turun, kita juga tidak mungkin bepergian terus menerus demi menikmati penurunan harga tersebut. Karakteristik produk yang seperti ini mengakibatkan permintaan menjadi tidak elastis.

3. Permintaan uniter elastis : elastisitas = 1.
            Prosentase perubahan kuantitas permintaan = prosentase perubahan harga. Contoh produk yang elastisitasnya uniter tidak dapat disebutkan secara spesifik. Jenis permintaan ini sebenarnya lebih sebagai pembatas antara permintaan elastis dan tidak elastis, sehingga belum tentu ada produk yang dapat dikatakan memiliki permintaan uniter elastis.




4. Permintaan elastis : elastisitas > 1.
            Prosentase perubahan kuantitas permintaan > prosentase perubahan harga. Ini sering terjadi pada produk yang mudah dicari substitusinya. Misalnya saja pakaian, makanan ringan, dan lain sebagainya. Ketika harganya naik, konsumen akan dengan mudah menemukan barang penggantinya.

5. Permintaan elastis sempurna : elastisitas tak terhingga.
            Dimana pada suatu harga tertentu pasar sanggup membeli semua barang yang ada di pasar. Namun, kenaikan harga sedikit saja akan menjatuhkan permintaan menjadi 0. Dengan demikian, kurvanya berbentuk horisontal. Contoh produk yang permintaannya bersifat tidak elastis sempurna diantaranya barang/jasa yang bersifat komoditi, yaitu barang/jasa yang memiliki karakteristik dan fungsi sama meskipun dijual di tempat yang berbeda atau diproduksi oleh produsen yang berbeda.

Dengan demikian, secara nalar barang/jasa tersebut seharusnya memiliki harga yang sama pula. Misalnya saja paperclip dan pen tinta biasa (seperti pen merek S dan P yang rata-rata berharga 1000-1500). Jika kita pergi ke supermarket untuk membeli paperclip, misalnya, kita cenderung tidak akan memperhatikan perbedaan merek. Satu-satunya yang sering kita jadikan bahan perbandingan adalah harga, dimana kita akan membeli paperclip yang harganya paling murah (atau pada harga rata-rata yang diterima pasar). Akibatnya, bagi perusahaan yang menjual paperclip diatas harga rata-rata, permintaan akan barangnya akan turun ke nol. Ini karena semua paperclip, meskipun harganya berbeda-beda, memberikan fungsi yang sama.

B. Menghitung Elastisitas Permintaan secara Matematis
 
Dari rumus elastistas:
^persamaan elastisitas^
menunjukkan, bahwa:
^turunan elastisitas^
adalah turunan pertama dari Q atau Q1.















Elastisitas Penawaran
Pengertian
            Elastisitas penawaran adalah tingkat perubahan penawaran atas barang dan jasa
yang diakibatkan karena adanya perubahan harga barang dan jasa tersebut.
Untuk mengukur besar/kecilnya tingkat perubahan tersebut diukur dengan angkaangka
yang disebut koefisien elastisitas penawaran dengan lambang ES (Elasticity
Supply).
Coba Anda ingat kembali apa arti elastisitas permintaan dan elastisitas penawaran!
Macam-macam Elastisitas Penawaran
Seperti dalam permintaan, elastisitas penawaran dapat dibedakan menjadi 5 macam,
yaitu:
                  a.       Penawaran Inelastis Sempurna (E = 0)
                          Penawaran inelastis sempurna terjadi  bilamana perubahan harga yang terjadi
                          tidak berpengaruh terhadap jumlah penawaran. Kurva penawaran sejajar dengan
                          sumbu  vertikal Y atau P (tingkat harga).
http://behindus.files.wordpress.com/2011/04/in-elatis-sempurna.jpg 
b.       Penawaran Inelastis (E < 1)
ü  Penawaran inelastis terjadi jika perubahan harga  kurang berpengaruh pada perubahan
ü  penawaran. Dengan kata lain, jumlah yang ditawarkan relatif tidak sensitif terhadap perubahan harga.

http://eziekim.files.wordpress.com/2010/06/inelastis-tawar.jpg

c.       Penawaran elastis uniter terjadi ketika perubahan harga  sebanding dengan perubahan jumlah penawaran
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgns5KiRwJqs-PvLMHeXGvTONqE3FHHiHj1CeboSmCxHyY_9NBjPMx-EwdllMT3QDjVEsRo4RFamC0f8a7ARuIe1RzS5B6puUcPhyphenhyphenmqo0HHG2cTORS3P8rSZJWwoX2N1I9V_pevT7DiklY/s200/Untitled.png

 
d.       Penawaran Elastis (E > 1)
Penawaran elastis terjadi jika perubahan  harga diikuti dengan jumlah penawaran yang lebih besar.
e.       Penawaran Elastis Sempurna (E = ~ )
Penawaran elastis sempurna terjadi jika perubahan penawaran  tidak dipengaruhi sama sekali oleh perubahan harga, sehingga kurva penawaran akan sejajar dengan sumbu horisontal (X) atau Q (jumlah output yang ditawarkan).  

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgM-DX5v4u2qSHwbeunIIEPpeliFauqtGi57dtxXaDg3rGvbrXD6q5hKBIIxVwWyqFYuE3_2q3_Mg75PwD73s2snKdtuVwSxazkp8h9BsHVbsyawz9EEP-yhH8d4Ht1c0qCw4-QiM94AbHd/s200/000+%25282%2529.jpg













C. Perilaku Konsumen (Teori Nilai Guna / Utility)
Konsep dasar : menjelaskan tentang konsumen mendayagunakan sumber daya yang ada dalam rangka memuaskan keinginan / kebutuhan dari suatu atau beberapa produk.
Pendekatan teori perilaku konsumen ada dua macam, yaitu :
1. Teori utility cardinal
2. Teori utility ordinal
1.      Teori utility cardinal
Tokoh-tokohnya adalah Gossen, Walres, Jevons
Memberikan penilaian subjektif akan pemuasan kebutuhan dari suatu barang
Tinggi rendahnya suatu barang tergantung pada subjek yang memberikan penilaian
Teori ini berupaya untuk mengkuantifikasikan kepuasan

Pendekatan matematik
a. Daya guna diukur dalam satuan uang penambahan uang untuk menambahkan unit yang dikonsumsi.

b. Daya guna marginal dari uang tetap nilai suatu uang dalam satuannya adalah sama, tanpa pandang statusnya.                                                                            
 c. Additivitas utility total adalah keseluruhan konsumsi dari barang
Xi – XnU = U ( X1) + (X2) + …. (Xn + 1)

d. Daya guna bersifat indefenden daya guna barang X1 tidak dipengaruhi oleh mengkonsumsi barang lain.z
e. Periode konsumsi berdekatan dan dengan jumlah yang sama.
Jenis nilai guna dalam teori utility cardinal :
1. Total utility
Adalah keseluruhan nilai guna (kepuasan) yang diperoleh seseorang sebagai akibat mengkonsumsi barang X.
2. Marginal utility
Adalah tambahan kepuasan yang diperoleh seseorang sebagai akibat dari menambah satu unit barang untuk memenuhi kepuasannya.
2.      Teori utility ordinal
Tokoh-tokoh adalah : Hikeks & Allen
Mengukur kepuasan dalam konsumsi dengan berdasarkan urutan kepuasan, misalnya : rendah, sedang, dan tinggi
Dalam penilaiannya menggunakan kurva indifference

Asumsi dasa teori utility ordinal

a. Rasionalitas artinya konsumen akan berusaha meningkatkan atau memilih tingkay kepuasan yang tinggi.
b. Konveksitas artinya bentuk kurva indiference cembung dari titik origin
dari sumbu absis dan ordinat.
c. Nilai guna tergantung pada jumlah barang yang dikonsumsi
d. Transivitas artinya konsumen akan menjatuhkan pada pilihan yang terbaik dan bebeberapa pilihan
e. Kurva indifference tidak boleh bersinggungan atau saling berpotongan.


































Pengertian dan Sejarah Kurva Indiference

            Kurva Indiference adalah serangkaian titik, yang masing-masing mewakili suatu kombinasi jumlah barang X tertentu dan jumlah barang Y tertentu, yang semuanya menghasilkan jumlah utilitas total yang sama. Konsumen yang digambarkan disini sama-sama menyukai antara kombinasi A dan B, B dan C, serta A dan C.
Setiap konsumen memiliki sekelompok kurva indiference yang unik yang disebut dengan peta preferensi. Kurva Indiference yang lebih tinggi menunjukkan tingkat utilitas total yang lebih tinggi.
Teori kurva indeference dikembangkan oleh Francis Ysidro Edgeworth, Vilfredo Pareto, dan kawan-kawan di awal abad ke-20. Teori ini diturunkan dari teori utilitas ordinal, yang mengasumsikan bahwa setiap orang selalu dapat mengurutkan preferensinya. Dengan kata lain, seseorang selalu dapat menentukan bahwa ia lebih menyukai barang A dibanding barang B, dan lebih suka barang B dibanding barang C, lebih suka barang C daripada barang D dan seterusnya.


ASUMSI
1. Kita mengasumsikan bahwa analisis ini terbatas pada barang yang menghasilkan utilitas marjinal positif, atau lebih sederhananya, "makin banyak makin baik". Salah satu cara untuk menjustifikasi asumsi ini adalah mengatakan bahwa jika sesuatu yang lebih banyak benar-benar membuat anda lebih rugi, anda boleh membuangnya sama sekali. Ini disebut dengan "asumsi pembuangan gratis".


2. Tingkat substitusi marjinal didefinisikan sebagai MUx/MUy atau rasio dimana rumah tangga mau mengganti X dengan Y. Jika MUx/MUy sama dengan 4, misalnya, saya bersedia menukar empat unit Y dengan satu unit tambahan X. Kita mengasumsikan tingkat substitusi marjinal yang semakin menurun. Yaitu, jika konsumsi X lebih banyak dan Y lebih sedikit, MUx/MUy akan turun. Apabila anda mengkonsumsi lebih banyak X dan lebih sedikit Y, X menjadi kurang bernilai dalam hitungan unit Y, atau Y menjadi lebih bernilai dalam hitungan X. Hal ini hampir, tapi tidak persis, sama dengan mengasumsikan utilitas marjinal yang semakin menurun


3. Kita mengasumsikan bahwa konsumen memiliki kemampuan untuk memilih antara kombinasi barang dan jasa yang tersedia. Ketika dihadapkan dengan pilihan antara dua kombinasi barang dan jasa alternatif, yaitu A dan B, seorang konsumen akan menanggapi dengan salah satu dari 3 cara: (1) ia lebih suka A daripada B, (2) ia lebih suka B daripada A, atau (3) ia sama sukanya atas A dan B--yaitu, ia sama-sama suka A dan B.


4. KIta mengasumsikan bahwa pilihan konsumen konsisten dengan asumsi sederhana tentang rasionalitas. Jika seorang konsumen memperlihatkan bahwa ia lebih menyukai A daripada B dan kemudian memperlihatkan bahwa ia lebih menyukai B daripada alternatif ketiga, C, maka ia harus lebih menyukai A daripada C jika dihadapkan dengan pilihan di antara keduanya.

Peta dan Ciri-Ciri Kurva Indiference
Sebuah grafik dari kurva indiference untuk seorang konsumen dihubungkan dengan tingkat utilitas/kepuasan berbeda disebut dengan peta indiference. Titik kembalinya tingkat kepuasan yang berbeda setiap unitnya dihubungkan dengan kurva indiference yang berbeda satu sama lain. Sebuah kurva indiference menjabarkan sebuah himpunan preferensi pribadi dan bisa berbeda pada orang satu dan lainnya.
Kurva indiference biasanya dijelaskan menjadi :
1.   Dijabarkan hanya pada kuadran positif (+, +) diagram Cartesius dari komoditas berdasarkan kuantitas.
2.   Melengkung secara negatif. Sebagai Kuantitas yang dikonsumsi dari satu barang (x) meningkat, kepuasan total akan naik jika tidak di kompensasikan oleh sebuah penurunan dalam kuantitas yang dikonsumsi pada barang lain (y). Sama dengan kekenyangan, dimana lebih dari barang (atau keduanya) sama derajatnya di prefrensikan untuk tidak ditingkatkan, tidak diikutsertakan. (jika utilitas U=f(x, y)U, dalam dimensi ke tiga, tidak memiliki sebuah maksimum lokal untuk semua x dan y.)
3.   lengkap, seperti semua titik dalam kurva indiferen dirangking sama besar dalam hal selera dan dirangking baik lebih atau kurang di sukai dibandingkan titik lainnya yang tidak ada dalam kurva. Jadi, dengan (2), tidak ada dua kurva yang akan bersilangan (selain non-satiasi akan dilanggar).
4.   Transitif dengan hubungan ke titik dalam kurva indiference yang berbeda. Itu terjadi, jika tiap titik dalam I2 adalah selera (yang terbatas) pada tiap titik dalam I1, dan tiap titik dalam I3 dihubungkan ke tiap titik dalam I2, tiap titik dalam I3 dihubungkan ke tiap titik dalam I1. Sebuah lengkungan negatif dan transitifitas tidak dimasukan persilangan kurva indiference, karena garis lurus dari kedua sisi tersebut bersilangan akan memberi rangking prefrensi yang tidak satu sisi dan intransitif.
5.   (secara terbatas) convex (dijatuhkan dari bawah). Dengan (2), preferensi convex menyebabkan sebuah pemunculan dari asal kurva indiference. Sebagai konsumen menurunkan konsumsi dari satu barang dalam unit suksesif, jumlah besar dari barang lainnya akan dibutuhkan untuk mempertahankan kepuasan tidak berubah, efek substitusi.





Asumsi
Ambil ab dan c menjadi kumpulan (vektor) dari barang, seperti kombinasi (xy) diatas, dimana kemungkinan adanya perbedaan jumlah dari tiap barang dalam kumpulan yang berbeda. Asumsi pertama adalah kebutuhan untuk sebuah representasi yang dibuat dnegan baik dari selera stabil untuk para konsumen sebagai agen ekonomi, asumsi kedua disesuaikan.
Rasionalitas (dalam hubungannya dalam konteks matematik yang umum): Keterselesaian + transtifitas. Untuk rangking pemberian prefrensi, konsumen bisa memilih kumpulan yang terbaik antara a,b dan c dari terbawah ke tertinggi.
Kontinuitas: Ini berarti kamu bisa memilih untuk mengkonsumsi berapapun jumlah barang. Contohnya, saya bisa minum 11 mL soda, atau 12mL, atau 132 mL. Saya tidak dipaksa untuk meminum dua liter atau tidak sama sekali. Lihat juga fungsi kontinuitas dalam matematik.
Dari ciri yang tersisa diatas, seharusnya, ciri (5) (kofeksitas) telah dilanggar oleh munculnya kurva indiferen keluar dari asal konsumen tertentu dengan memberikan dorongan ke anggaran. Teori konsumen kemudian menyebabkan konsumsi kosong untuk satu dari dua barang, katakanlah barang Y, dalam ekuilibirium ke anggaran konsumen. Ini akan mencontohkan sebuah solusi pojok. Lebih jauh, penurunan dalam harga barang Y diatas jarak tertentu mungkin akan meninggalkan jumlah/kuantitas yang diminta tidak akan berubah dari kosong (0) dan sesudahnya dimana penurunan harga selanjutnya mengganti semua pendapatan dan konsumsi jauh-jauh dari X dan Y. Rasio dari implikasi tersebut mensugestikan kenapa konfeksitas biasanya diasumsikan juga.

Gambar Kurva Indiference

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiTa9tJQFyM2wiuLu5VaGtp9H28ABJW1MuGfxIQTkqBn_7LdYbwufj2IE2DZINpTnE2Vc9I18pu7y6h9H33Q1a3_WNCtiK9qcruN9CffLrv54jFVoy6N1e5xzcjq1_JD_woUi0TUeFj2bUx/s1600/Figure8.3.gif

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMcPfKDfwlO70753NPtQWDqElvW-G49hfy3FBzp4JZcXnMmHBuB_nlx9p5P0s2V07TFTSslJrvGKBp7kw3EF0XamuOkOLPW3I_CnK8b7JUdE1yhQY_WQRDJrzBi65qHN7SkUw_phdPjc8K/s320/Image126.gif

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5fgc228ZnqZIkoERWQeeRctu3dvYpBS1SXk4e9nRamSXsmojyo4E_ASe6FsbPuQwVMx6yDdcL1dI27u3b9Q9RsPpad3boAPahWFPREiGbvIldod0hRvf1GR735Mj3v8B4kjJ8U3iwX7ek/s320/indifference+curve.PNG

Tidak ada komentar:

Posting Komentar