Nama :
Dwi Ratih Lestari
NIM :
2013122688
Elastisitas Permintaan
Elastisitas permintaan (elastisity of demand)
adalah pengaruh perubahan harga terhadap besar kecilnya jumlah barang yang
diminta atau tingkat kepekaan perubahan jumlah barang yang diminta terhadap
perubahan harga barang. Sedangkan besar kecilnya perubahan tersebut dinyatakan
dalam koefisien elastisitas atau angka elastisitas yang disingkat E
A. Macam-Macam Elastisitas Permintaan
Elastisitas permintaan terdiri atas lima macam, yakni ; Permintaan tidak elastis sempurna, permintaan tidak elastis, permintaan uniter elastis, permintaan elastis, permintaan elastis sempurna.
Elastisitas permintaan terdiri atas lima macam, yakni ; Permintaan tidak elastis sempurna, permintaan tidak elastis, permintaan uniter elastis, permintaan elastis, permintaan elastis sempurna.
1. Permintaan tidak elastis sempurna :
elastisitas = 0.
Perubahan harga tidak mempengaruhi
jumlah yang diminta. Dengan demikian, kurvanya berbentuk vertikal. Kurva
berbentuk vertikal ini berarti bahwa berapapun harga yang ditawarkan, kuantitas
barang/jasa tetap tidak berubah. Contoh barang yang permintaannya tidak elastis
sempurna adalah tanah (meskipun harganya naik terus, kuantitas yang tersedia
tetap terbatas), lukisan milik pelukis yang telah meninggal (berapapun harga
yang ditawar atas lukisan, pelukis tersebut tidak akan mampu menambah kuantitas
lukisannya), dan contoh lainnya yang sejenis.
2. Permintaan tidak elastis : elastisitas < 1.
Prosentase perubahan kuantitas
permintaan < dari prosentase perubahan harga. Contoh permintaan tidak
elastis ini dapat dilihat diantaranya pada produk kebutuhan. Misalnya beras,
meskipun harganya naik, orang akan tetap membutuhkan konsumsi beras sebagai
makanan pokok. Karenanya, meskipun mungkin dapat dihemat penggunaannya, namun
cenderung tidakakan sebesar kenaikan harga yang terjadi.
Sebaliknya
pula, jika harga beras turun konsumen tidak akan menambah konsumsinya sebesar penurunan
harga. Ini karena konsumsi beras memiliki keterbatasan (misalnya rasa kenyang).
Contoh lainnya yang sejenis adalah bensin. Jika harga bensin naik, tingkat
penurunan penggunaannya biasanya tidak sebesar tingkat kenaikan harganya. Ini
karena kita tetap membutuhkan bensin untuk bepergian. Sama halnya, ketika
harganya turun, kita juga tidak mungkin bepergian terus menerus demi menikmati
penurunan harga tersebut. Karakteristik produk yang seperti ini mengakibatkan
permintaan menjadi tidak elastis.
3. Permintaan uniter elastis : elastisitas = 1.
Prosentase perubahan kuantitas
permintaan = prosentase perubahan harga. Contoh produk yang elastisitasnya
uniter tidak dapat disebutkan secara spesifik. Jenis permintaan ini sebenarnya
lebih sebagai pembatas antara permintaan elastis dan tidak elastis, sehingga
belum tentu ada produk yang dapat dikatakan memiliki permintaan uniter elastis.
4. Permintaan elastis : elastisitas > 1.
Prosentase perubahan kuantitas
permintaan > prosentase perubahan harga. Ini sering terjadi pada produk yang
mudah dicari substitusinya. Misalnya saja pakaian, makanan ringan, dan lain
sebagainya. Ketika harganya naik, konsumen akan dengan mudah menemukan barang
penggantinya.
5. Permintaan elastis sempurna : elastisitas tak terhingga.
Dimana pada suatu harga tertentu
pasar sanggup membeli semua barang yang ada di pasar. Namun, kenaikan harga
sedikit saja akan menjatuhkan permintaan menjadi 0. Dengan demikian, kurvanya
berbentuk horisontal. Contoh produk yang permintaannya bersifat tidak elastis
sempurna diantaranya barang/jasa yang bersifat komoditi, yaitu barang/jasa yang
memiliki karakteristik dan fungsi sama meskipun dijual di tempat yang berbeda
atau diproduksi oleh produsen yang berbeda.
Dengan
demikian, secara nalar barang/jasa tersebut seharusnya memiliki harga yang sama
pula. Misalnya saja paperclip dan pen tinta biasa (seperti pen merek S dan P
yang rata-rata berharga 1000-1500). Jika kita pergi ke supermarket untuk
membeli paperclip, misalnya, kita cenderung tidak akan memperhatikan perbedaan
merek. Satu-satunya yang sering kita jadikan bahan perbandingan adalah harga,
dimana kita akan membeli paperclip yang harganya paling murah (atau pada harga
rata-rata yang diterima pasar). Akibatnya, bagi perusahaan yang menjual
paperclip diatas harga rata-rata, permintaan akan barangnya akan turun ke nol.
Ini karena semua paperclip, meskipun harganya berbeda-beda, memberikan fungsi
yang sama.
B. Menghitung Elastisitas Permintaan secara
Matematis
Dari rumus
elastistas:
^persamaan elastisitas^
menunjukkan,
bahwa:
^turunan elastisitas^
adalah turunan
pertama dari Q atau Q1.
Elastisitas Penawaran
Pengertian
Elastisitas penawaran adalah tingkat
perubahan penawaran atas barang dan jasa
yang diakibatkan karena adanya perubahan harga barang dan jasa tersebut.
Untuk mengukur besar/kecilnya tingkat perubahan tersebut diukur dengan angkaangka
yang disebut koefisien elastisitas penawaran dengan lambang ES (Elasticity
Supply).
Coba Anda ingat kembali apa arti elastisitas permintaan dan elastisitas penawaran!
yang diakibatkan karena adanya perubahan harga barang dan jasa tersebut.
Untuk mengukur besar/kecilnya tingkat perubahan tersebut diukur dengan angkaangka
yang disebut koefisien elastisitas penawaran dengan lambang ES (Elasticity
Supply).
Coba Anda ingat kembali apa arti elastisitas permintaan dan elastisitas penawaran!
Macam-macam
Elastisitas Penawaran
Seperti dalam permintaan, elastisitas penawaran
dapat dibedakan menjadi 5 macam,
yaitu:
a. Penawaran Inelastis Sempurna (E = 0)
Penawaran inelastis sempurna terjadi bilamana perubahan harga yang terjadi
tidak berpengaruh terhadap jumlah penawaran. Kurva penawaran sejajar dengan
sumbu vertikal Y atau P (tingkat harga).
yaitu:
a. Penawaran Inelastis Sempurna (E = 0)
Penawaran inelastis sempurna terjadi bilamana perubahan harga yang terjadi
tidak berpengaruh terhadap jumlah penawaran. Kurva penawaran sejajar dengan
sumbu vertikal Y atau P (tingkat harga).
b.
Penawaran Inelastis (E < 1)
ü Penawaran inelastis terjadi jika
perubahan harga kurang berpengaruh pada perubahan
ü penawaran. Dengan kata lain, jumlah
yang ditawarkan relatif tidak sensitif terhadap perubahan harga.
c.
Penawaran elastis uniter terjadi ketika perubahan harga sebanding dengan
perubahan jumlah penawaran
d.
Penawaran Elastis (E > 1)
Penawaran
elastis terjadi jika perubahan harga diikuti dengan jumlah penawaran yang
lebih besar.
e.
Penawaran Elastis Sempurna (E = ~ )
Penawaran elastis sempurna terjadi jika
perubahan penawaran tidak dipengaruhi sama sekali oleh perubahan harga,
sehingga kurva penawaran akan sejajar dengan sumbu horisontal (X) atau Q
(jumlah output yang ditawarkan).
Konsep dasar : menjelaskan tentang konsumen mendayagunakan sumber daya yang ada dalam rangka memuaskan keinginan / kebutuhan dari suatu atau beberapa produk.
Pendekatan teori perilaku konsumen ada dua macam, yaitu :
1. Teori utility cardinal
2. Teori utility ordinal
1.
Teori
utility cardinal
Tokoh-tokohnya adalah Gossen, Walres, Jevons
⇒ Memberikan penilaian subjektif akan pemuasan kebutuhan dari suatu barang
⇒ Tinggi rendahnya suatu barang tergantung pada subjek yang memberikan penilaian
⇒ Teori ini berupaya untuk mengkuantifikasikan kepuasan
Tokoh-tokohnya adalah Gossen, Walres, Jevons
⇒ Memberikan penilaian subjektif akan pemuasan kebutuhan dari suatu barang
⇒ Tinggi rendahnya suatu barang tergantung pada subjek yang memberikan penilaian
⇒ Teori ini berupaya untuk mengkuantifikasikan kepuasan
Pendekatan matematik
a. Daya guna diukur dalam satuan uang ⇒ penambahan uang untuk menambahkan unit yang dikonsumsi.
a. Daya guna diukur dalam satuan uang ⇒ penambahan uang untuk menambahkan unit yang dikonsumsi.
b. Daya guna marginal dari uang tetap ⇒ nilai suatu uang dalam satuannya adalah sama, tanpa pandang statusnya.
c.
Additivitas ⇒ utility total adalah keseluruhan konsumsi dari
barang
Xi – Xn⇒U = U ( X1) + (X2) + …. (Xn + 1)
Xi – Xn⇒U = U ( X1) + (X2) + …. (Xn + 1)
d. Daya guna bersifat indefenden ⇒ daya guna barang X1 tidak dipengaruhi oleh mengkonsumsi barang lain.z
e. Periode konsumsi berdekatan dan dengan jumlah yang sama.
1. Total utility
Adalah keseluruhan nilai guna (kepuasan) yang diperoleh seseorang sebagai akibat mengkonsumsi barang X.
2. Marginal utility
Adalah tambahan kepuasan yang diperoleh seseorang sebagai akibat dari menambah satu unit barang untuk memenuhi kepuasannya.
2. Teori utility ordinal
Tokoh-tokoh adalah : Hikeks & Allen
⇒ Mengukur kepuasan dalam konsumsi dengan berdasarkan urutan kepuasan, misalnya : rendah, sedang, dan tinggi
⇒ Dalam penilaiannya menggunakan kurva indifference
Tokoh-tokoh adalah : Hikeks & Allen
⇒ Mengukur kepuasan dalam konsumsi dengan berdasarkan urutan kepuasan, misalnya : rendah, sedang, dan tinggi
⇒ Dalam penilaiannya menggunakan kurva indifference
Asumsi dasa teori utility ordinal
a. Rasionalitas artinya konsumen akan berusaha meningkatkan atau memilih tingkay kepuasan yang tinggi.
b. Konveksitas artinya bentuk kurva indiference cembung dari titik origin
dari sumbu absis dan ordinat.
c. Nilai guna tergantung pada jumlah barang yang dikonsumsi
d. Transivitas artinya konsumen akan menjatuhkan pada pilihan yang terbaik dan bebeberapa pilihan
e. Kurva indifference tidak boleh bersinggungan atau saling berpotongan.
Sejarah Kurva Indiference
Kurva
Indiference adalah serangkaian titik, yang masing-masing mewakili suatu
kombinasi jumlah barang X tertentu dan jumlah barang Y tertentu, yang semuanya
menghasilkan jumlah utilitas total yang sama. Konsumen yang digambarkan disini
sama-sama menyukai antara kombinasi A dan B, B dan C, serta A dan C.
Setiap konsumen memiliki sekelompok
kurva indiference yang unik yang disebut dengan peta preferensi. Kurva
Indiference yang lebih tinggi menunjukkan tingkat utilitas total yang lebih
tinggi.
Teori kurva indeference
dikembangkan oleh Francis Ysidro Edgeworth, Vilfredo Pareto, dan kawan-kawan di
awal abad ke-20. Teori ini diturunkan dari teori utilitas ordinal, yang
mengasumsikan bahwa setiap orang selalu dapat mengurutkan preferensinya. Dengan
kata lain, seseorang selalu dapat menentukan bahwa ia lebih menyukai barang A
dibanding barang B, dan lebih suka barang B dibanding barang C, lebih suka
barang C daripada barang D dan seterusnya.
ASUMSI
1. Kita mengasumsikan bahwa analisis ini terbatas pada barang yang menghasilkan utilitas marjinal positif, atau lebih sederhananya, "makin banyak makin baik". Salah satu cara untuk menjustifikasi asumsi ini adalah mengatakan bahwa jika sesuatu yang lebih banyak benar-benar membuat anda lebih rugi, anda boleh membuangnya sama sekali. Ini disebut dengan "asumsi pembuangan gratis".
2. Tingkat substitusi marjinal didefinisikan sebagai MUx/MUy atau rasio dimana rumah tangga mau mengganti X dengan Y. Jika MUx/MUy sama dengan 4, misalnya, saya bersedia menukar empat unit Y dengan satu unit tambahan X. Kita mengasumsikan tingkat substitusi marjinal yang semakin menurun. Yaitu, jika konsumsi X lebih banyak dan Y lebih sedikit, MUx/MUy akan turun. Apabila anda mengkonsumsi lebih banyak X dan lebih sedikit Y, X menjadi kurang bernilai dalam hitungan unit Y, atau Y menjadi lebih bernilai dalam hitungan X. Hal ini hampir, tapi tidak persis, sama dengan mengasumsikan utilitas marjinal yang semakin menurun
ASUMSI
1. Kita mengasumsikan bahwa analisis ini terbatas pada barang yang menghasilkan utilitas marjinal positif, atau lebih sederhananya, "makin banyak makin baik". Salah satu cara untuk menjustifikasi asumsi ini adalah mengatakan bahwa jika sesuatu yang lebih banyak benar-benar membuat anda lebih rugi, anda boleh membuangnya sama sekali. Ini disebut dengan "asumsi pembuangan gratis".
2. Tingkat substitusi marjinal didefinisikan sebagai MUx/MUy atau rasio dimana rumah tangga mau mengganti X dengan Y. Jika MUx/MUy sama dengan 4, misalnya, saya bersedia menukar empat unit Y dengan satu unit tambahan X. Kita mengasumsikan tingkat substitusi marjinal yang semakin menurun. Yaitu, jika konsumsi X lebih banyak dan Y lebih sedikit, MUx/MUy akan turun. Apabila anda mengkonsumsi lebih banyak X dan lebih sedikit Y, X menjadi kurang bernilai dalam hitungan unit Y, atau Y menjadi lebih bernilai dalam hitungan X. Hal ini hampir, tapi tidak persis, sama dengan mengasumsikan utilitas marjinal yang semakin menurun
3. Kita mengasumsikan
bahwa konsumen memiliki kemampuan untuk memilih antara kombinasi barang dan
jasa yang tersedia. Ketika dihadapkan dengan pilihan antara dua kombinasi
barang dan jasa alternatif, yaitu A dan B, seorang konsumen akan menanggapi
dengan salah satu dari 3 cara: (1) ia lebih suka A daripada B, (2) ia lebih
suka B daripada A, atau (3) ia sama sukanya atas A dan B--yaitu, ia sama-sama
suka A dan B.
4. KIta mengasumsikan bahwa pilihan konsumen konsisten dengan asumsi sederhana tentang rasionalitas. Jika seorang konsumen memperlihatkan bahwa ia lebih menyukai A daripada B dan kemudian memperlihatkan bahwa ia lebih menyukai B daripada alternatif ketiga, C, maka ia harus lebih menyukai A daripada C jika dihadapkan dengan pilihan di antara keduanya.
4. KIta mengasumsikan bahwa pilihan konsumen konsisten dengan asumsi sederhana tentang rasionalitas. Jika seorang konsumen memperlihatkan bahwa ia lebih menyukai A daripada B dan kemudian memperlihatkan bahwa ia lebih menyukai B daripada alternatif ketiga, C, maka ia harus lebih menyukai A daripada C jika dihadapkan dengan pilihan di antara keduanya.
Peta dan Ciri-Ciri Kurva
Indiference
Sebuah
grafik dari kurva indiference untuk seorang konsumen dihubungkan dengan tingkat
utilitas/kepuasan berbeda disebut dengan peta indiference. Titik
kembalinya tingkat kepuasan yang berbeda setiap unitnya dihubungkan dengan
kurva indiference yang berbeda satu sama lain. Sebuah kurva indiference
menjabarkan sebuah himpunan preferensi pribadi dan bisa berbeda pada orang satu
dan lainnya.
Kurva
indiference biasanya dijelaskan menjadi :
1. Dijabarkan hanya pada kuadran positif (+, +) diagram Cartesius dari
komoditas berdasarkan kuantitas.
2. Melengkung secara negatif. Sebagai Kuantitas yang dikonsumsi
dari satu barang (x) meningkat, kepuasan total akan naik jika tidak di
kompensasikan oleh sebuah penurunan dalam kuantitas yang dikonsumsi pada barang
lain (y). Sama dengan kekenyangan, dimana lebih dari barang (atau keduanya)
sama derajatnya di prefrensikan untuk tidak ditingkatkan, tidak diikutsertakan.
(jika utilitas U=f(x, y), U, dalam dimensi ke tiga,
tidak memiliki sebuah maksimum lokal untuk semua x dan y.)
3. lengkap, seperti semua titik dalam kurva indiferen
dirangking sama besar dalam hal selera dan dirangking baik lebih atau kurang di
sukai dibandingkan titik lainnya yang tidak ada dalam kurva. Jadi, dengan (2),
tidak ada dua kurva yang akan bersilangan (selain non-satiasi akan dilanggar).
4. Transitif dengan hubungan ke titik dalam kurva indiference
yang berbeda. Itu terjadi, jika tiap titik dalam I2 adalah
selera (yang terbatas) pada tiap titik dalam I1, dan
tiap titik dalam I3 dihubungkan ke tiap titik
dalam I2, tiap titik dalam I3 dihubungkan
ke tiap titik dalam I1. Sebuah lengkungan negatif dan
transitifitas tidak dimasukan persilangan kurva indiference, karena garis lurus
dari kedua sisi tersebut bersilangan akan memberi rangking prefrensi yang
tidak satu sisi dan intransitif.
5. (secara terbatas) convex (dijatuhkan
dari bawah). Dengan (2), preferensi convex menyebabkan
sebuah pemunculan dari asal kurva indiference. Sebagai konsumen menurunkan
konsumsi dari satu barang dalam unit suksesif, jumlah besar dari barang lainnya
akan dibutuhkan untuk mempertahankan kepuasan tidak berubah, efek substitusi.
Asumsi
Ambil a, b dan c menjadi
kumpulan (vektor) dari barang, seperti kombinasi (x, y)
diatas, dimana kemungkinan adanya perbedaan jumlah dari tiap barang dalam kumpulan
yang berbeda. Asumsi pertama adalah kebutuhan untuk sebuah representasi yang
dibuat dnegan baik dari selera stabil untuk para konsumen sebagai agen ekonomi,
asumsi kedua disesuaikan.
Rasionalitas (dalam hubungannya dalam konteks matematik yang umum):
Keterselesaian + transtifitas. Untuk rangking pemberian prefrensi, konsumen
bisa memilih kumpulan yang terbaik antara a,b dan c dari
terbawah ke tertinggi.
Kontinuitas: Ini berarti kamu bisa memilih untuk mengkonsumsi
berapapun jumlah barang. Contohnya, saya bisa minum 11 mL soda, atau 12mL, atau
132 mL. Saya tidak dipaksa untuk meminum dua liter atau tidak sama sekali.
Lihat juga fungsi kontinuitas dalam matematik.
Dari
ciri yang tersisa diatas, seharusnya, ciri (5) (kofeksitas) telah dilanggar
oleh munculnya kurva indiferen keluar dari asal konsumen
tertentu dengan memberikan dorongan ke anggaran. Teori konsumen kemudian menyebabkan konsumsi kosong untuk satu dari
dua barang, katakanlah barang Y, dalam ekuilibirium ke anggaran konsumen. Ini
akan mencontohkan sebuah solusi pojok. Lebih jauh, penurunan dalam harga barang Y diatas jarak
tertentu mungkin akan meninggalkan jumlah/kuantitas yang diminta tidak akan
berubah dari kosong (0) dan sesudahnya dimana penurunan harga selanjutnya
mengganti semua pendapatan dan konsumsi jauh-jauh dari X dan Y. Rasio dari
implikasi tersebut mensugestikan kenapa konfeksitas biasanya diasumsikan juga.
Gambar Kurva Indiference
Tidak ada komentar:
Posting Komentar