Dwi Ratih Lestari
Sejarah Candi Borobudur terletak di Desa
Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Candi ini merupakan yang terbesar kedua
setelah candi Budha Candi Ankor Wat di Kamboja dan termasuk salah satu dari
tujuh keajaiban dunia. Ada beberapa versi tentang asal-usul nama candi ini.
Versi pertama mengatakan bahwa nama ini berasal dari bahasa Sansekerta
Borobudur adalah "bara" yang berarti "kompleks candi atau
biara" dan "beduhur" yang berarti "tinggi / di atas".
Versi kedua mengatakan bahwa Sejarah Borobudur nama kemungkinan berasal dari kata "sambharabudhara" yang berarti "teras lereng gunung". Versi ketiga ditafsirkan oleh prof. Dr Poerbotjoroko Borobudur menjelaskan bahwa kata berasal dari kata "bhoro" yang berarti "biara" atau "asrama" dan "budur" yang berarti "di atas".
Poerbotjoroko pendapat ini dikuatkan oleh Prof. Dr W.F. Stutterheim yang menemukan Bodorbudur berarti "biara di atas bukit". Sementara itu, versi lain yang diusulkan oleh Prof J.G. de Casparis berdasarkan prasasti Karang Tengah, mengatakan bahwa Borobudur berasal dari kata "bhumisambharabudhara" yang berarti "tempat pemujaan roh leluhur".
Versi kedua mengatakan bahwa Sejarah Borobudur nama kemungkinan berasal dari kata "sambharabudhara" yang berarti "teras lereng gunung". Versi ketiga ditafsirkan oleh prof. Dr Poerbotjoroko Borobudur menjelaskan bahwa kata berasal dari kata "bhoro" yang berarti "biara" atau "asrama" dan "budur" yang berarti "di atas".
Poerbotjoroko pendapat ini dikuatkan oleh Prof. Dr W.F. Stutterheim yang menemukan Bodorbudur berarti "biara di atas bukit". Sementara itu, versi lain yang diusulkan oleh Prof J.G. de Casparis berdasarkan prasasti Karang Tengah, mengatakan bahwa Borobudur berasal dari kata "bhumisambharabudhara" yang berarti "tempat pemujaan roh leluhur".
Masih berdasarkan prasasti Karang Tengah dan ditambah dengan prasasti Kahuluan, JG de Casparis dalam disertasinya pada tahun 1950 mengatakan bahwa sejarah Candi Borobudur didirikan oleh Raja Samaratungga diperkirakan dari Sayilendra akal dinasti sekitar Sangkala sagara kstidhara atau tahun Caka 746 (824 M) dan dapat hanya bisa diselesaikan oleh anak perempuan bernama Dyah Ayu Pramodhawardhani pada sekitar tahun 847 Masehi. Pembuatan candi ini menurut prasasti Klurak (784 M), dibantu oleh seorang guru dari Ghandadwipa (Bengalore) bernama Kumaragacya dan seorang pangeran dari Kashmir bernama Visvawarma.
Versi lainnya
Asal Sejarah Borobudur - Candi Borobudur merupakan salah satu objek wisata yang terkenal di Indonesia yang terletak di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Candi Borobudur didirikan sekitar tahun 800 Masehi oleh Buddha Wahayana. Dalam sejarah Candi Borobudur, ada berbagai teori yang menjelaskan asal nama Candi Borobudur. Salah satunya menyatakan bahwa nama ini berasal dari kata Sambharabhudhara Borobudur kemungkinan yang berarti "gunung" (bhudara) di mana di lereng-lerengnya terletak teras-teras.
Selain itu ada beberapa orang etimologi lainnya. Misalkan kata borobudur berasal dari ucapan "para Buddha" yang karena pergeseran suara ke Borobudur. Penjelasan lain ialah bahwa nama ini berasal dari dua kata "bara" dan "beduhur". Kata bara dikatakan berasal dari biara kata, sementara ada juga penjelasan lain di mana bara berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti candi atau komplek biara dan beduhur artinya ialah "tinggi", atau mengingatkan dalam bahasa Bali yang berarti "di atas". Jadi intinya adalah sebuah biara atau asrama yang terletak di tempat tinggi.
Sejarawan J.G. Casparis dalam disertasinya de untuk doktor pada tahun 1950 menemukan bahwa Borobudur adalah tempat pemujaan. Berdasarkan Karangtengah prasasti dan Kahulunan, Casparis memperkirakan Borobudur adalah pendiri dinasti raja Dinasti Mataram bernama Samaratungga, melakukan konstruksi sekitar 824 AD
Gedung baru raksasa dapat diselesaikan pada saat putrinya, Ratu Pramudawardhani. Borobudur Pembangunan diperkirakan akan memakan waktu setengah abad. Dalam prasasti Karangtengah juga menyebutkan tentang penganugerahan tanah sima (tanah bebas pajak) oleh CR? Kahulunan (Pramudawardhani) untuk memelihara Kam? L? N disebut Bh? Misambh? Ra. Para Kam panjang? L? N berasal dari kata yang berarti asal-usul tempat pertama, kuil leluhur untuk memuliakan, mungkin nenek moyang dari dinasti Sailendra. Casparis memperkirakan bahwa Bh? Mie Sambh? Ra Bhudh? Ra dalam bahasa Sansekerta berarti "Bukit ditetapkan sepuluh tingkat kebajikan boddhisattwa", adalah nama asli Borobudur.
Lokasi candi ini yang terletak di perbukitan di atas desa Borobudur, Mungkid, Magelang atau 42 km sebelah barat laut dari Yogyakarta. Dikelilingi Bukit Manoreh membentang dari timur ke barat. Sedangkan timur adalah Gunung Merapi dan Merbau, dan sisi barat ada Gunumg Sindoro Sumbing.
Dibutuhkan tak kurang dari 2 juta batu andesit atau 50.000m persegi setara dengan membangun Candi Borobudur. Berat keseluruhan candi mencapai 3,5 juta ton. Seperti kebanyakan kuil, Bororbudur memiliki 3 bagian bangunan, yaitu kaki, dan tubuh bagian atas. Kaki bangunan yang disebut Kamadhatu, yang menceritakan kesadaran penuh dengan nafsu dan sifat-sifat kebinatangan. Kemudian Ruphadatu, yang berarti tingkat kesadaran yang masih terikat nafsu, materi dan bentuk. Meskipun tidak lagi terikat Aruphadatu nafsu, materi dan bentuk digambarkan dalam bentuk stupa kosong. Hal ini hanya dapat dicapai dengan keinginan dan kehampaan
Pengaruh Objek Wisata Candi Borobudur Terhadap Pedagang Di Kawasan Candi Borobudur
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bangsa Indonesia tidak hanyalah
dikaruniai tanah air yang memiliki keindahan alam yang melimpah, tetapi juga
keindahan alam yang mempunyai daya tarik sangat mengagumkan. Budaya yang
dimiliki bangsa Indonesia merupakan sumber modal yang besar artinya bagi usaha
penanganan dan peningkatan kepariwisataan.
Candi Borobudur merupakan salah satu
objek wisata yang terletak di desa Borobudur, kecamatan Borobudur Kabupaten
Magelang. Adanya objek wisata Candi Borobudur diharapkan dapat memberikan
sumbangan terhadap daerah dan mendorong masyarakat sekitar berdagang atau
menjual barang yang menjadi cirri khas daerah Wisata Candi Borobudur.
Selain keberadaan Objek Wisata Candi
Borobudur berpengaruh terhadap ekonomi para penduduk setempat yang berjualan di
sekitar Candi Borobudur. Objek Wisata Candi Borobudur ini digunakan untuk
berjualan barang-barang yang mempunyai ciri khas Daerah Wisata Candi Bobudur.
Juga para pedagang saling berebut untuk mendapatkan uang dari para wisatawan.
Dengan demikian penduduk sekitar Objek Wisata Candi Borobudur sangat terbantu
karena mereka dapat tercukupi kebutuhan mereka dengan berdagang di sekitar
Candi Borobudur.
Berdasarkan uraian diatas penulis
ingin mengadakan penelitian terkait dengan keberadaan Objek Wisata Candi
Borobudur dan pengaruh terhadap ekonomi masyarakat sekitar, terutama para
pedagang yang membuka usaha di kawasan Taman Wisata Candi Borobudur sehingga
penulis mengambil judul “Pengaruh Objek Wisata Candi Borobudur
Terhadap Pedagang Di Kawasan Candi Borobudur”
1.2 Permasalahan
Berdasarkan latar belakang masalah.
Masalah yang muncul dapat di identifikasikan sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh Objek
Candi Borobudur terhadap pedagang di kawasan Candi Borobudur ?
2. Bagaimanakah pedagang dikawasan
Candi Borobudur ?
1.3 Tujuan
Penulisan Karya Tulis
Tujuan dari penulisan ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh Objek
Wisata Candi Brobudur terhadap ekonomi para pedagang
di kawasan Taman Wisata Candi Borobudur
2. Untuk mengetahui para pedagang di
kawasan taman wisata Candi Borobudur
Metode Penelitian
Dalam memperoleh data untuk karya
tulis ini penyusun melakukan beberapa cara :
1. Melakukan tinjauan langsung
ke Taman Candi Borobudur Yogyakarta .
2. Melakukan study literatur untuk
mencari data di perpustakaan SMA Negeri Pangandaran
3. Mengumpulkan data hasil analisis
dari buku – buku Biologi .
4. Mencari informasi seputar
Melalui internet .
1.5 Kegunaan Penelitian
1. Bersifat Teoretis
a. Memperoleh pengetahuan
tentang potensi Obyek
Wisata Candi Borobudur bagi
masyarakat sekitarnya dalam rangka meningkatkan kehidupan sosial ekonomi
masyarakat.
b. Menambah wawasan
keilmuan bagi Pelajar
dan pengetahuan tentang perilaku
social
ekonomi masyarakat yang beraneka ragam.
2. Bersifat Praktis
Memberikan masukan
kepada pengelola Obyek
Wisata Candi Borobudur agar
memberikan kesempatan kepada masyarakat sekitarnya untuk memanfaatkan keberadaan
Obyek Wisata Candi
Borobudur sehingga dapat meningkatkan kehidupan sosial ekonominya.
1.6 Sistematika Penulisan
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Permasalahan
1.3 Tujuan Penulisan Karya
Tulis
1.4 Metode Penelitian
1.5 Kegunaan Penelitian
1.6 Sistematika Penulisan
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Kajian Pustaka
2.2 Sejarah Singkat Candi Borobudur
2.2.1
Waktu Di Dirikan
2.2.2
Penemuan Kembali
2.2.3
Penyelamatan Candi Borobudur
2.2.4
Pemugaran Candi Borobudur
2.3 Keunggulan dan Manfaat
Candi Borobudur
2.4 Ketertarikan Wisatawan
Candi Borobudur
BAB III PEMBAHASAN MATERI
3.1 Candi
Borobudur sebagai Objek Wisata
3.2 Dampak Pemanfaatan Candi Borobudur sebagai
Objek Wisata
3.2.1 Dampak terhadap Masyarakat di sekitarnya
3.2.2 Dampak Terhadap
Candi
3.3 Potensi Pengembangan Candi Borobudur Dan
Permasalahannya
3.4 Pengaruh Objek Wisata Candi Borobudur Terhadap
Pedagang
3.4.1 Pedagang Di Kawasan
Taman Wisata Candi Borobudur
3.4.2 Manfaat Candi
Borobudur Terhadap Pedagang
3.4.3 Pedagang Candi
Borobudur Atur Giliran Berjualan
3.4.4 Pengaruh Positif
Candi Borobudur Bagi Pedagang
BAB IV PENUTUP
1.1 Kesimpulan
1.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Kajian Pustaka
Dijadikannya Candi Borobudur sebagai
salah satu tujuan wisata utama di Indonesia telah memberikan sumbangan yang
tidak kecil pada peningkatan devisa negara. Pengunjung Candi Borobudur Baru
tahun ke tahun cenderung meningkat. Peningkatan jumlah pengunjung di satu pihak
dapat menambah pendapatan negara dan masyarakat di sekitarnya, tetapi di lain
pihak juga dapat mengancam kelestarian candi ini. Candi yang dibangun kira-kira
abad VIII pada masa pemerintahan wangsa Sailendra ini telah kurang lebih 1260
tahun berada di alam terbuka, artinya bahan bangunan yang terbuat dari batu
andesit itu juga telah mengalami proses degradasi (pelapukan) oleh faktor waktu
dan alam.
Meningkatnya jumlah pengunjung ke
Candi Borobudur akan memberikan dampak kurang baik bagi upaya pelestarian
warisan budaya. Oleh karena itu, perlu dibuat wilayah peredam yang dapat
menghambat pengunjung agar tidak naik bersama-sama ke candi, yaitu dengan
membuat taman wisata di lingkungan candi. Keberadaan taman wisata diharapkan
membuat pengunjung akan tersebar ke berbagai penjuru taman. Dengan tersebarnya
pengunjung akan mengurangi beban yang ditanggung oleh bangunan candi
(Tanudirjo, 1993-1994).
Ada dua faktor utama penyebab
terjadinya degradasi pada bangunan candi, yaitu faktor dari dalam dan luar.
Faktor dari dalam biasanya disebabkan oleh keroposnya bangunan itu sendiri,
seperti konstruksi dan bahan penyusunnya. Faktor dari luar adalah pengaruh
lingkungan biotik, abiotik, dan khernis. Kerusakan yang disebabkan oleh faktor
biotik adalah tumbuhnya tanaman tingkat tinggi ( ilalang, perdu, pohon-pohon
besar ) dan tanaman tingkat rendah (lumut, jamur, jamur kerak, dan algae).
Selain itu, kerusakan juga disebabkan oleh aktivitas manusia, baik secara
disengaja maupun tidak disengaja. Kerusakan disengaja seperti corat-coret,
pencurian, pengotoran, batu penyusun jatuh karena dipanjat, sedangkan kerusakan
tidak disengaja seperti terjadinya keausan batu pada lantai bangunan dan
kerontokan. Kerontokan terjadi akibat pembersihan gulma pada batu candi dengan
menggunakan sikat.
2.2 Sejarah
Singkat Candi Borobudur
2.2.1 Waktu Di Dirikan
Banyak buku – buku sejarah yang menuliskan
tentang Candi Borobudur, akan tetapi kapan Candi Borobudur dirikan tidaklah
dapat di ketahui secara pasti namun suatu perkiraan dapat di peroleh dengan
tulisan singkat yang di pahatkan di atas pigura relief kaki asli Candi
Borobudur ( Karwa Wibhangga ) menunjukan huruf sejenis dengan yang di dapatkan
dari prasati di akhir abad ke – 8 sampai awal abad ke – 9 dari bukti – bukti
tersebut dapat di tarik kesimpulan bahwa Candi Borobudur di dirikan sekitar
tahun 800 M.
Kesimpulan tersebut ternyata sesuai dengan dengan kerangka
sejarah Indonesia pada umumnya dan juga sejarah yang berada di daerah jawa
tengah, khususnya periode antara abad ke – 8 dan pertengahan abad ke – 9 yang
di terkenal dengan abad Emas Wangsa Syailendra. Masa kejayaan ini di tandai dengan
di bangunnya sejumlah besar candi di lereng – lereng gunung, yang sebagian
besar adalah bangunan khas hindu sedangkan yang bertebaran di dataran – dataran
adalah bsngunan khas Budha tapi ada juga sebagian kecil bangunan khas Hindu.
Dengan demikian dapat di tarik
kesimpulan bahwa Candi Borobudur di bangun oleh wangsa Syailendra yang terkenal
dalam sejarah karena usaha untuk menjungjung tinggi dan mengagungkan agama
Budha Mahayana.
2.2.2 Penemuan Kembali
Candi Borobudur yang sempat menjadi
keajaiban dunia ini menjulang tinggi di antara dataran rendah di sekelilingnya.
Candi Borobudur terlupakan selama tenggang waktu yang cukup lama bahkan sampai
berabad – abad bangunan yang begitu megahnya di hadapkan pada proses
kehancuran. Sekitar 150 tahun Candi Borobudur di gunakan sebagai pusat Ziarah,
ini adalah waktu yang singkat di bandingkan dengan usianya ketika pekerja
menghiasi / membangun bukit alam Candi Borobudur dengan batu – batu pada saat
pemerintahan yang sangat terkenal yaitu SAMARATUNGGA, sekitar tahun 800 – an
dengan berakhirnya kerajaan Mataram tahu 930 M pusat kehidupan dan kebudayaan
jawa bergeser ke timur.
Setelah sekian lama Candi Borobudur
terbengkalai dan tak terurus maka tumbuhlah tumbuhan liar yang menutupi
bangunan tersebut. sekitar abad ke – 10 Candi Borobudur terbengkalai dan
terlupakan. Baru pada tahun 1814 M berkat usaha Sir Thomas Stamford Rafles
Candi Borobudur muncul dari kegelapan masa silam. Rafles adalah Letnan Gubernur
Jendral Inggris, ketika Indonesia di kuasai / di jajah Inggris pada tahun 1811
M – 1816 M.
Pada tahun 1835 M seluruh candi di
bersihkan oleh Presiden kedua yang bernama Hartman, karen begitu tertariknya
terhadap Candi Borobudur sehingga ia mengusahakan pembersihan
2.2.3 Penyelamatan Candi
Borobudur
Semenjak Candi Borobudur di temukan
dimulailah usaha perbaikan dan pemugaran kembali bangunan Candi Borobudur mula
– mula hanya dilakukan secara kecil – kecilan serta pembuatan gambar – gambar
dan photo – photo reliefnya. Pemugaran Candi Borobudur yang pertam kali di
adakan pada tahun 1907 M – 1911 M di bawah pimpinan Th Van erf dengan maksud
untuk menghindari kerusakan – kerusakan yang lebih besar lagi dari bangunan
Candi Borobudur walaupun banyak bagian tembok atau dinding – dinding terutama
di tingkat tiga dari bawah sebelah Barat Laut, Utara dan Timur Laut yang masih
tampak miring dan sangat mengkhawatirkan bagi para pengunjung maupun
bangunannya sendiri, namun pekerjaan Van Erp tersebut untuk sementara Candi
Borobudur dapat di selamatkan dari kerusakan yang lebih besar.
Mengenai gapura – gapura hanya
beberapa saja yang telah di kerjakan masa itu telah mengembalikan kejayaan masa
silam, namun juga perlu di sadari bahwa tahun – tahun yang di lalui borobudur
selama tersembunyi di semak – semak secara tidak langsung telah menutupi adan
melindungi dari cuaca buruk yang mungkin dapat merusak bangunan Candi
Borobudur, Van Erp berpendapat miring dan meleseknya dinding – dinding dari
bangunan itu tidak sangat membahayakan bangunan itu, Pendapat itu sampai 50
tahun kemudian memang tidak salah akan tetapi sejak tahun 1960 M pendapat Tn
Vanerf itu mulai di ragukan dan di khawatirkan akan ada kerusakan yang lebih
parah
2.2.4 Pemugaran Candi
Borobudur
Pemugaran Candi Borobudur di mulai
tanggal 10 Agustus 1973 prasati dimulainya pekerjaan pemugaran Candi Borobudur
terletak di sebelah Barat Laut Menghadap ke timur karyawan pemugaran tidak
kurang dari 600 orang diantaranya ada tenaga – tenaga muda lulusan SMA dan SIM
bangunan yang memang diberikan pendidikan khususnya mengenai teori dan praktek
dalam bidang Chemika Arkeologi ( CA ) dan Teknologi Arkeologi ( TA )
Teknologi Arkeologi bertugas
membongkar dan memasang batu - batu Candi Borobudur sedangkan Chemika Arkeologi
bertugas membersihkan serta memperbaiki batu – batu yang sudah retak dan pecah,
pekerjaan – pekerjan di atas bersifat arkeologi semua di tangani oleh badan
pemugaran Candi Borobudur, sedangkan pekerjaan yang bersifat teknis seperti
penyediaan transportasi pengadaaan bahan – bahan bangunan di tangani oleh
kontraktor ( PT NIDYA KARYA dan THE CONTRUCTION AND DEVELOPMENT CORPORATION OF
THE FILIPINE ).
Bagian – bagian Candi Borobudur yang
di pugar ialah bagian Rupadhatu yaitu tempat tingkat dari bawah yang berbentuk
bujur sangkar sedangkan kaki Candi Borobudur serta teras I, II, III dan stupa
induk ikut di pugar pemugaran selesai pada tanggal 23 Februari 1983 M di bawah
pimpinan DR Soekmono dengan di tandai sebuah batu prasati seberat + 20 Ton.
Prasasti peresmian selesainya
pemugaran berada di halaman barat dengan batu yang sangat besar di buatkan
dengan dua bagian satu menghadap ke utara satu lagi menghadap ke timur
penulisan dalam prasasti tersebut di tangani langsung oleh tenaga yang ahli dan
terampil dari Yogyakarta yang bekerja pada proyek pemugaran Candi Borobudur.
2.3 Keunggulan dan Manfaat Candi Borobudur
Candi yang terdaftar di World
Heritage Site UNESCO ini pernah menjadi anggota Tujuh Keajaiban Dunia. Berdiri
di Magelang, Jawa Tengah, Borobudur adalah salah satu candi Buddha terbesar di
dunia. Keunikan candi yang dibangun Raja Samaratungga ini tidak hanya terletak
pada struktur bangunannya yang terdiri dari 10 tingkat, tapi juga pada
relief-relief di tubuhnya yang menyimpan makna kehidupan di muka bumi. Relief
itu akan terbaca secara berurutan bila kita berjalan searah jarum jam.
Pada reliefnya Borobudur bercerita
tentang suatu kisah yang sangat melegenda, Ramayana, selain menggambarkan
kondisi masyarakat saat itu. Keseluruhan relief mencerminkan ajaran sang
Buddha. Karenanya, candi ini dapat dijadikan media edukasi bagi orang-orang
yang ingin mempelajari Buddha. Yang juga mengagumkan, Borobudur dibangun hanya
menggunakan sistem interlock, layaknya balok-balok lego yang menempel tanpa lem
ataupun semen.
Menurut Prof.Dr.JG Casparis, sebuah
prasasti dari abad sembilan menyingkapkan silsilah tiga raja wangsa Cailendra,
yaitu raja Indra, putranya Samaratungga dan selanjutnya putri Samaratungga
yaitu Pramodawardhani. Pada masa pemerintahan raja Samaratungga, mulailah
dibangun candi yang bernama Bhumisam Bharabudhara, yang dapat ditafsirkan
sebagai Bukit Peningkatan Kebajikan, yaitu setelah melampaui sepuluh tingkat
Bodhisattva. Setelah selesai dibangun selama kurang lebih seratus lima puluh
tahun, Candi Borobudur merupakan pusat ziarah megah bagi penganut Buddha sampai
dengan runtuhnya kerajaan Mataram sekitar tahun 930 M, dimana pusat kekuasaan
dan kebudayaan pindah ke Jawa Timur.
Keindahan dan keagungan Candi
Borobudur tidak hanya mendapatkan pengakuan masyarakat Indonesia sendiri,
melainkan ia sudah dianggap sebagai warisan kebudayaan dunia. Hal ini terbukti
pada saat pemugaran Candi Borobudur selama sepuluh tahun sejak tahun 1971,
dukungan berbagai negara sahabat telah diberikan secara mantap. Dua puluh
delapan negara duduk sebagai anggota dari Executive Committee for the
International campaign to Safeguard the Temple Borobudur.
Selanjutnya, Candi Borobudur
berhasil menampilkan diri sebagai pusat wisata yang mampu menyerap tingginya
kunjungan wisatawan, yaitu kurang lebih 6.333,95 orang/ hari pada tahun 1997
dengan 13% wisatawan mancanegara dan sisanya 87% wisatawan nusantara.5
Kemegahan, keagungan, keindahan dan keunikan arsitektur Candi Borobudur yang
dibalut dengan nilai-nilai penting dari sisi agama, budaya dan sejarah telah
menjadi fokus perhatian umat Buddha, baik di Indonesia maupun luar negeri,
serta wisatawan pada umumnya untuk datang berkunjung. Dengan kata lain Candi
Borobudur mendatangkan banyak devisa untuk negara.
2.4 Ketertarikan Wisatawan Candi Borobudur
Dengan segala pesona dan misterinya,
wajar bila banyak orang dari segala penjuru dunia memasukkan Borobudur sebagai
tempat yang harus dikunjungi dalam hidupnya. Selain menikmati candinya,
pengunjung juga bisa berkeliling ke desa-desa di sekitar Borobudur, seperti
Karanganyar dan Wanurejo untuk melihat aktivitas warga pembuat kerajinan.
Pengunjung juga bisa pergi ke puncak Watu Kendil untuk dapat memandang panorama
Borobudur dari atas.
Sebagai kuil Budha yang terbesar
diseluruh dunia, Borobudur adalah salah satu hasil budaya manusia yang paling
sering dikunjungi lebih dari sejuta wisatawan setiap tahunnya. Baik domestic
maupun mancanegara. Tidak ada satupun candi diseluruh dunia yang menyerupai
gaya arsitek candi ini. Candi yang dibangun di pada abad kesembilan masehi ini
sangat pas sekali untuk orang-orang yang memiliki hobi fotografi, banyak spot
menarik yang bisa diambil untuk diabadikan, apabila disaat sunset. Borobudur
penuh dengan ornamen filosofis dimana menyimbolkan secara nyata tentang
perbedaan jalur yang dapat diikuti untuk mencapai tujuan hidup. Relief yang
terukir didinding candi memberitahukan keindahan dalam mempelajari hidup.
Dengan kata lain, Borobudur memiliki jiwa seni, filosofis, dan budaya. Jika
kita berada pada kota Yogyakarta, Borobudur bisa dicapai dengan menggunakan mobil.
Hanya akan memakan waktu sekitar 1jam untuk sampai kesana. Kita dapat mengikuti
tur atau menyewa mobil. Dengan menaiki candi menakjubkan ini, kita dapat
mengagumi setiap relief yang berada pada batu-batu disekeliling kita.
Aneka souvenir berupa miniatur
Borobudur dari perak, gantungan kunci, kaos oblong, hingga kartu pos bergambar
Borobudur bisa kita temui didaerah area candi Borobudur. Relief yang terukir
didinding candi memberitahukan keindahan dalam mempelajari hidup. Setiap relief
memiliki ceritanya masing-masing. Untuk lebih mengerti tentang maka relief
serta sejarah candi ini, kita dapat mengikuti tur atau menyewa pemandu yang
telah mengerti untuk membimbing kita. Dan adapula semacam mitos yang mengatakan
apabila kita berhasil menyentuh figur sang Budha yang terdapat dalam stupa,
maka keinginan yang kita miliki akan terkabul
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kehidupan sosial para pedagang sudah terjalin dengan baik yaitu adanya
kontak dan komunikasi
yang berupa saling
menyapa, saling tegur serta adanya komunikasi sosial berupa saling
mengobrol dengan menggunakan bahasa Jawa. Pola interaksi sosial para pedagang
menghasilkan dua pola yaitu pola asosiatif
yaitu berupa kerjasama
ekonomi meliputi kerjasama dalam perdagangan, kerjasama di
bidang sosial dalam wujud saling tolong-menolong dan saling membantu antara
sesama pedagang, kerjasama ini juga berlanjut
dalam kehidupan sehari-hari
para pedagang.
Dari uraian dan penjelasan mengenai
pengaruh Objek Wisata Candi Borobudur terhadap pedagang di kawasan Taman Wisata
Candi Borobudur dapat disipulkan sebagai berikut :
1. Tempat Wisata Candi
Borbudur sangat bermanfaat bagi penduduk setempat untuk berdagang.
2. Pedagang dapat
menghasilkan keuntungan lebih besar dari tempat Wisata Candi Borobudur
3. Tempat Wisata Candi
Borobudur dapat membantu penduduk untuk usaha berdagang.
4. Dengan banyaknya
usaha dagang yang dikelola oleh para pedagang akan membantu
pedagang dalam meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan hidup pedagang.
5. Adanya Objek Wisat
Candi Borobudur dimanfaatkan pedagang untuk membuka usaha
seluas-luasnya untuk menciptakan lapangan pekerjaan yang menyerap banyak
tenaga kerja
sehingga dapat mengurangi pengangguran.
4.2 Saran
1. Bagi pedagang di taman wisata
Candi Borobudur janganlah mendesak-desak wisatawan yang akan berwisata untuk
memaksa membeli barang dagangannya. Agar tidak menggangu pengunjung dan
menawarkan barang dagangan harus lebih sopan
2. Bagi pihak PT Taman Wisata
Candi Borobudur pihak PT Taman Wisata Candi Borobudur selaku pihak yang
bertanggung jawab mengella Taman Wisata Candi Borobudur harus lebih efektif
memberikan
penyuluhan untuk mencegah agar pedagang tidak berlebihan. Berlebihan pedagang
dapat mengakibatkan pengunjung kurang nyaman
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar